#— where there's jeku, there's love.
cw // kiss
Yang namanya hubungan pasti tak luput dengan lika-liku, begitu pun dengan Jeongin dan Seungmin.
Mereka melalui gunung dan lembah dalam 'perjalanan' mereka selama kurang lebih tiga tahun.
Beruntungnya, mereka dapat saling mengerti satu sama lain. Jika terjadi salah paham, salah satunya akan menjelaskan. Jika salah satunya dirundung amarah, satu lainnya akan mengalah.
;
Bagi Jeongin, tidak ada kata sibuk untuk Seungmin. Maka dari itu, Jeongin tidak pernah absen memberi kabar untuk kekasihnya.
Hari ini adalah anniversary mereka yang ke-tiga tahun. Bukanlah waktu yang sebentar, bukan?
Karena hari ini terbilang sangat spesial, maka, Jeongin ingin merayakannya dengan maksimal. Ia akan melakukan apapun supaya Seungmin merasa senang dan dicintai— walaupun kata Seungmin,
“Kamu biasa-biasa aja juga aku udah ngerasa kalo kamu cinta sama aku, Jeku.”
Namun, Jeongin tetaplah Jeongin—yang selalu memegang teguh komitmennya. Jika dari awal ia sudah bertekad untuk memberikan sesuatu yang maksimal, maka seterusnya akan selalu begitu.
;
Matahari masih menampakkan sinarnya dengan terik, pertanda masih siang— Hari masih terlalu dini untuk melihat bintang. Namun, Jeongin sudah dalam perjalanan menuju rumahnya.
Meskipun dalam benaknya, Seungmin masih bertanya-tanya , ia tetap meng-iya-kan keputusan Jeongin.
Begitu Jeongin sampai, ia berniat untuk berceloteh panjang lebar, mempertanyakan alasan Jeongin.
Seungmin berjalan ke arah Jeongin, “Jekuuuuuu,”
Sedangkan Jeongin yang tadinya bersandar pada pintu mobil—pun langsung berdiri dan merentangkan tangannya untuk menyambut Seungmin.
“Halo, sayang— cantik banget.”
“Aku kangen deh,”
“Hahaha aku juga, kok.”
Seungmin makin mengeratkan pelukannya pada Jeongin. Tangan Jeongin pun tak tinggal diam, ia arahkan tangan kanannya untuk mengusap kepala Seungmin.
“Je, kita jadi stargazing?”
“Jadi, kok, kenapa emangnya?”
“Kamu tau maksud aku, kan, Je?” Seungmin memasang wajah seperti 'Come on, Jeongin.'
“Hahaha berarti tunggu malem. Emangnya kamu ga mau cepet-cepet ketemu aku?”
“Mauuu, cuma tadinya di bayangan aku tuh kayak... kita langsung, gitu.”
“Yaudah, ayo deh sekarang. Biar kamu ga makin penasaran. Liat aja tuh, muka kamu kalo lagi bingung lucu banget, hahahaha ga bisa aku.”
“Nyebelin banget kamu.” Cibir Seungmin.
Selagi Seungmin memajukan bibirnya, Jeongin curi satu ciuman di sana—yang mengundang protes dari yang lebih tua.
Mata Seungmin berbinar saat melihat tempat yang dijadikan tujuan oleh Jeongin.
“Je?”
“Stargazing, sayang.”
“Je, kamu bercanda?”
“Ngapain aku ke sini kalo bercanda?”
Ternyata, tempat yang dituju Jeongin adalah lokasi konser. Konser yang selama ini Seungmin tunggu tunggu. Jadi, wajar Seungmin se-kaget ini. Ia bahkan tidak memperkirakan bahwa Jeongin mempersiapkan semua ini untuknya.
“Je, tapi kan—”
“Gapapa, aku beneran ngga keberatan, Seung. Aku tau kalo kamu pengen banget dateng, tapi harinya barengan sama anniv kita. Jadi, kamu bisa anggap ini hadiah, oke? dan hadiah ga boleh ditolak.”
Seungmin yang sedari tadi menahan air matanya untuk tidak menetes—akhirnya menyerah.
“Hahaha kenapa kamu nangis? seneng dong harusnya,”
“Aku seneng. Seneng banget, Je. Emangnya ini ga berlebihan? kamu tuh, ya—”
Sebelum Seungmin menyelesaikan kalimatnya, Jeongin buru-buru memeluknya.
“Ssstt sssttt, nanti aku dimarahin, soalnya bawa bayi ke konser.”
“Je...”
Bukannya menenangkan, Jeongin justru meledek Seungmin berkali-kali. Menurutnya, Seungmin paling lucu saat menangis—tapi tentu saja menangis dalam artian lain.
“Makan dulu, yuk?” ajak Jeongin.
Seungmin tidak menjawab, ia justru menarik leher Jeongin untuk menciumnya. Sedangkan Jeongin dengan senang hati menerimanya.
Saat konser berlangsung, mereka berdiri berdampingan.
Sudah hal biasa ketika sang bintang pergi ke pinggir panggung untuk menyapa, atau bahkan mengambil ponsel penggemar untuk mengambil foto atau video.
Begitu juga dengan Seungmin kini. Idola nya tepat berada di depannya—tangan kanan Seungmin sudah siap untuk memberikan ponselnya —dengan posisi kamera yang menyala.
Namun sayang, yang ingin diambil justru ponsel Jeongin.
Kemudian Jeongin buru-buru menyambar ponsel Seungmin lalu menyodorkannya kepada sang idola.
Seungmin tersenyum sumringah, kemudian memerintahkan pada Jeongin untuk sedikit menunduk.
Tanpa ragu, Seungmin kecup pipi Jeongin lalu berkata, “Thank you, Jekuuu.”
“Anything to make you happy, cupcake.” Jeongin pun ikut tersenyum.