— trust
“Hi, love. I'm home.” sapa Minho sesaat setelah membuka pintu apartemen mereka.
Minho langsung menuangkan beberapa tetes hand sanitizer ke telapak tangannya.
“Agak cepet ya nyampenya. Ngga macet, ya, kak?”
“Macet, kaya biasa. Untung tadi aku keluar dari kantor lebih cepet, jadi bisa cepet nyampe juga.”
“Sorry, ya, kalo aku tiba-tiba ngechat kamu begitu. Kamu kepikiran, ya?”
“Iya, sedikit. Takut kamu nangis lagi, soalnya aku lupa nyetok permen,”
“Nyebelin,”
Minho duduk sejenak di sofa untuk meluruskan punggungnya, sedangkan Seungmin membuatkan Minho teh melati, seperti biasa.
“Kak, serius, aku udah biasa aja. Tapi kenapa tadi aku kaget gitu, ya?”
“Kamu ngga ketemu dia udah satu, hampir dua tahun. Itu pun ngga ketemu karena hal buruk, jadi, wajar kamu kaget pas tiba-tiba ketemu dia.”
“Kak, kalo misal aku ketemuan sama Hyunjin gimana? aku pengen selesain ini semua. Maksudnya... iya, udah selesai. Tapi ada satu yang kurang, kamu tau maksudnya, kan?”
“Tau, sayang. Aku paham. Gapapa, ketemu aja, aku seneng karena kamu udah berani ambil keputusan yang sebenarnya ga gampang buat kamu.”
Seungmin menghampiri Minho—ikut duduk di sebelahnya. Sedang Minho menyambut Seungmin dengan rangkulannya.
“You did well, you did well. My Seungmin did very well.” ucap Minho kegemasan saat Seungmin tiba-tiba memeluknya dan menenggelamkan wajahnya pada leher Minho—sambil membubuhi kepalanya dengan ciuman.
Seungmin tersenyum lebar, “Nanti kamu ikut, ya? aku ngga mau dateng sendirian.”
“Nanti kita omongin lagi kalo soal itu. Emangnya kamu mau ketemu Hyunjin kapan?”
“Tanggal 8.”
“Ohh okay, abis dari sana kita ada janji loh, jangan lupa.”
“Hampir lupa heheheh,”
Minho melihat tangan Seungmin—tak nampak ada sebuah cincin yang melingkar di jari manisnya.
“Cincin kamu ke mana? kok ngga dipake?”
Seungmin seketika tersadar, “Eh, iya, di mana ya kak? tadi aku taro sini deh,” jelas Seungmin sambil meraba-raba meja di depannya.
“Aku tuh tadi habis bersihin ikan, terus cincinnya aku lepas, aku taro sini dulu— sebentar deh aku cari di kamar.” Seungmin hendak berdiri, namun tangannya buru-buru ditarik kembali oleh Minho.
“Ini apa?” Minho menunjukkan cincin yang terselip di jari telunjuk dan jempolnya.
“Sorry kak,”
“Hahahah kenapa tiba-tiba murung gitu?”
“Abisnya..”
“Cium. Nanti aku kasih cincinnya.”
Seungmin menurut, ia mengecup sekilas bibir Minho.
“Di sini juga,” Minho menunjuk pipi kanan dan kirinya.
Seungmin lagi-lagi dengan senang hati menuruti permintaan Minho.
“Satu lagi di sini, terakhir terakhir,”
Minho menunjuk bibirnya, lagi.
“Kak!”
Seungmin mencium bibir Minho—ketika ia ingin menjauhkan wajahnya, Minho justru tarik tengkuk Seungmin untuk menahan ciuman mereka.
“I love youuu 100 juta,” ucap Minho.
“Kalo aku, i love you to the moon, and saturn, bolak balik 7 kali, kak!”
— ;