super-ino!
begitu minho membaca deretan pesan dari pacarnya, ia langsung bersiap menuju minimarket yang dimaksud tadi. lantaran jaraknya yang dekat, minho memilih untuk berlari dari pada mengendarai motornya.
ia sambar jaket yang tadi seungmin tinggalkan di atas meja, kemudian ia langsung mengencangkan laju larinya. dalam perjalanan—panik ia rasakan. namun di sela-sela rasa panik yang melanda, minho justru sesekali menahan tawanya kala membayangkan tingkah kekasihnya yang tak jauh berbeda dengan bocah yang sedang mencoba hal baru—namun pada akhirnya kesulitan sendiri.
tidak. bukan berarti minho tidak senang direpotkan. ia, sih, senang-senang saja. bahkan minho sudah menyiapkan telinganya untuk mendengar cerutuan seungmin yang dirasa tidak akan berhenti hingga 15 menit ke depan.
tak begitu lama, minho pun sampai di minimarket tersebut. dan benar, yang pertama kali ia lihat adalah seorang pria yang terduduk—lebih tepatnya tidur sambil terduduk—di bagian kasir.
minho menyentuh pelan lengan pria itu, supaya tidak terkejut begitu terbangun.
beruntungnya, tak butuh waktu lama, pria yang sedang shift malam tersebut langsung terbangun. lantas minho langsung menjelaskan keadaan saat ini.
“maaf mengganggu, mas. tadi ada anak kec—eh, maksudnya cowok pake baju kaos warna putih, terus dia numpang ke toilet, kan, ya? dia barusan ngabarin saya kalau dia sekarang lagi kekunci di toilet.” ucapnya dengan jelas.
pria di depan minho langsung terperanjat kaget. ia pun segera bangun dari duduknya, “oh, iya, mas. tadi ada, tapi saya ngga tau udah keluar atau belum. saya lupa bilang juga ke dia kalau pintu toilet jangan dikunci dari dalem. soalnya lagi rusak, dan baru dibenerin siang nanti, mas. jadi, kalo dikunci dari dalam kan ngga pakai kunci, ya. jadi, cara satu-satunya harus dibuka secara manual pakai kunci dari luar.” kata sang pegawai tak kalah jelas—sambil mencari kunci di laci kasirnya.
setelah berada di depan toilet, minho memanggil seungmin, “cil, kamu masih di dalem, kan?”
“ngga, ini hantu!” candanya, walaupun dengan nada gemetar.
begitu pintu terbuka, minho justru sumringah melihat seungmin. parasnya yang semakin lama dilihat, justru semakin menggemaskan baginya.
“kamu ngapain, sih, ada aja tingkahnya malem-malem. lagian udah dibilang, ngomong dulu kalo mau pergi-pergian.”
“kamu mah! akunya disayang kek, ditanyain apa kek, ini malah marah-marah.” seungmin langsung melengang, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada sang pegawai, dan mendahului minho.
minho pun sama, ia mengucapkan terima kasih, lalu berlari kecil menyusul kekasihnya.
“jangan marah, dong. kamu lucu tau tadi, kaya anak kucing kesangkut terus ngga bisa keluar. terus pas udah di-rescue malah kabur soalnya malu diliatin orang.”
mendengarnya, seungmin tak ragu untuk layangkan pukulan pada lengan minho, “perbandingan kamu tuh selalu ngga jelas dan nyebelin gini, ya?!” ucapnya dengan nada jengkel.
“serius! hahaha—sini, aku gendong. kasian, kakinya pegel.”
meski kesal, seungmin menyetujui tawaran minho. ia pun langsung hinggap ke punggung yang lebih tua.
perihal apa yang seungmin katakan pada akun instagram milik minho—adalah benar adanya.