— Rooftop
• Ephemeral ; narasi satu
tags!
tw cw // harsh word , cigarettes , rokok , mention of bullying
Setelah menerima rekomendasi tempat dari sahabatnya, jisung. Seungmin pun bergegas pergi mencari rooftop yang— padahal ia tidak tau dimana letaknya berada.
'Rooftop kan diatas... hngg iya seung lo tau kalo rooftop diatas, tapi tangga masuknya ada dimana anjir.' Seungmin berbicara pelan pada dirinya sendiri sambil menyusuri koridor ditambah dengan membawa sekotak dimsum di tangannya.
Sampailah ia didepan anak tangga yang bertuliskan 'Rooftop' disetiap lantainya.
Setelah dirasa yakin bahwa itu adalah jalan menuju tempat yang ia cari, ia segera menaiki anak tangga tersebut. Dan benar saja— sampailah ia di sana.
Seungmin tidak berekspektasi terlalu tinggi mengenai keadaan rooftop di sekolah barunya itu, apalagi sampai membayangkannya seperti pada film ataupun drakor yang ia tonton selama ini.
Tapi setidaknya disana cukup bersih walaupun agak berantakan dikarenakan bangku dan meja sekolah yang sebagian sudah tidak tersusun.
'Nah nyampe juga, tapi view nya lumayan dari sini. Bagus, bisa sambil liat gedung sama kendaraan.. itung itung biar ngga bosen bosen amat lah ya.'
_'Tapi kok bau rokok ya? tapi sepi, setan? ga mungkin lah gila masih pagi juga. Apa ada orang buang rokok tapi belum dimatiin? ah bodo lah gue laper mau makan.' Lagi lagi seungmin berbicara dengan dirinya sendiri.
Lalu Seungmin mengambil salah satu bangku yang letaknya agak tinggi— oh ya dan jangan lupakan kalau bangku tersebut terbuat dari kayu yang agak berat.
'Setan mana sih yang ngerokok? baunya makin kecium gini.. e-eh berat banget anjing— yah.. aduhh'
- brugg *
“Ahh anjing, siapa si? sakit tau”
“ASTAGA”
Seungmin terkejut mendapati sesosok laki-laki seusianya yang memakai headphone dengan rokok di sela jarinya.
“Aduh aduh maaf banget maaf gue ngga tau kalo ada lo disitu.” Kata seungmin sambil menggeser bangku yang terjatuh akibat ulahnya barusan.
“sshhh arghh sakit bangsat.”
“Ahh gimana ya? ayo ke uks aja mau ngga? gue bantu jalan sini.”
“Gausah.” Ucap Hyunjin dengan ketus
Kemudian Hyunjin berdiri sambil memegang pundaknya yang sakit— atau mungkin sudah memar lalu berjalan ke pinggir rooftop dan menghiraukan seungmin.
Dihisapnya rokok tersebut beberapa kali sebelum akhirnya ia menjatuhkannya lalu menginjaknya dengan sepatu.
Hyunjin tau bahwa pria yang tidak ia kenal itu masih setia berdiri dibelakangnya sambil menundukkan kepalanya.
“Terus lu ngapain masih disini?” Tanya Hyunjin.
Seungmin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan mengatakan “G-gue gaenak sama lo, pasti sakit ya? gue minta maaf sekali lagi, gue harus apa?”
“Ya sakitlah, pake nanya lagi. Gausah ngapa-ngapain, pergi aja sana ke kelas lo.”
Walaupun Hyunjin terbilang susah diatur, nakal, tukang ribut, dan sebagainya...— Ia tidak pernah memanfaatkan situasi seperti ini untuk memeras atau bahkan membully seseorang.
Seungmin tidak menjawab dan tiba-tiba
ting! suara notif dari handphone Seungmin.
Jisung
Seung, lu masih di rooftop kah? aduhh sorry gue ga bisa kesana, tapi kalo lu mau gue anterin ke kelas turun aja sini ke kantin.
'Huftt untung jisung ngechat' Batin Seungmin.
“Oke gue pergi, umm ini buat lo, anggep aja tanda maaf gue ya. Dan kalau lo butuh sesuatu ke kelas gue aja, gue di kelas 12 ipa 3. Tolong kalau ga mau dimakan, jangan dibuang ya, sayang-sayang. Kasih temen lo aja.” Kata Seungmin sambil meletakkan sekotak dimsum yang tadi ia beli dan kemudian berlari meninggalkan Hyunjin yang belum mengatakan sepatah kata pun.
Hyunjin menatap bingung pada pintu yang setengah terbuka karena ulah Seungmin.
“Gua kira dia adek kelas. Terus... 12? ipa? 3? sekelas sama gua dong? tapi gua ga pernah liat dia. Apa jangan jangan itu temennya jisung yang dibilang kemaren?”
Hyunjin mengedikkan bahunya lalu duduk untuk memakan dimsum yang Seungmin berikan.