— Magic Destiny

for seungjinweek day 5 – trope : fantasy lowercase ©rigeleo


hari ini cuaca sangat cerah, membuat sam enggan berburu mangsa. takut kalau kalau nanti pemburu masih berkeliaran di hutan, mengingat hari masih siang.

namun, rasa laparnya begitu luar biasa, dirinya tidak 'makan' sejak 2 hari yang lalu. tidak makan dalam artian tidak berburu binatang seperti rusa, kelinci, atau apapun itu. karena bagaimanapun juga, sam hidup di tengah-tengah manusia, dalam dirinya pun masih mengalir darah manusia— dari ibunya.

jika dirinya tidak mau dicurigai, maka dirinya harus berlaku selayaknya manusia, bukan?

sam pun pergi ke hutan dengan perasaan aneh— semacam gelisah dan sedikit takut. karena ini pertama kalinya ia berburu disiang hari.

di pertengahan jalan, ia bertemu seorang teman yang juga merupakan werewolf sepertinya.

“hey sam!” sapa chris.

“eh kak chris? mau kemana kak?” tanya sam.

“laper, sam, hahaha” jawab chris.

“lo... mau ke hutan juga?”

“iya nih, lo sendiri mau kemana?”

“gue.. gue laper juga anjir, kak,”

“lahh yaudah ayo barengan aja,”

“boleh deh, yuk.”

kemudian keduanya berjalan ke arah hutan. sekiranya sudah masuk kawasan hutan yang sepi, merekapun berubah wujud. warna bulu keduanya hitam legam— yang mana dianggap sempurna dan cocok dijadikan pemimpin kawanan mereka.

kelak, begitupun dengan sam dan chris, mereka akan memimpin para kawanannya. kalau sam memimpin bagian barat, sedangkan chris di bagian timur.

walaupun mereka berburu di hutan, disana tidak terlihat terlalu sepi dan mencekam— tentunya jika yang melihat hutan tersebut adalah makhluk fantasi yang dipercayai orang hanya sebagai mitos belaka. salah satunya adalah werewolf dan peri.

“sam, kita mau barengan atau mencar aja?” tanya chris.

“mencar boleh deh kak, nanti ketemu disini lagi. kalo kita barengan biasanya rusa tuh pada nyadar 'kan? hahaha ntar lebih lama lagi kita disini, tau sendiri sekarang masih siang.”

“bener juga, yaudah gue kesana ya, lo hati hati, sam.”

sam melangkah se-hening mungkin supaya tidak membangunkan kecurigaan rusa buruan-nya.

sam melompat. didapatlah satu rusa berbadan besar. lagi lagi ia melompat, namun kali ini kelinci lah yang ia incar— karena dalam peraturan, kawanan mereka hanya boleh berburu satu rusa dalam satu hari. supaya kawanan lain kedapatan juga.

saat hendak ke titik kumpul awal dirinya dan chris— sesungguhnya sam mendengar suara dari semak semak,

tiba-tiba

dor!

kakinya terkena peluru dari pemburu, sedangkan chris yang mendengar sam melolong, langsung berlari ke sumber suara.

untungnya peluru tersebut hanya 'menggesek' kaki sam— tidak sampai bersarang di dalamnya.

chris berlari membopong sam ke suatu sungai yang lumayan jauh dari tempat tadi.

“aduh, sakit banget, kak.”

“iya sabar, bentar, kita kabur dulu aja.”

sam pun menuruti kata chris. tidak lama— chris melolong lumayan panjang, seakan memanggil sesuatu.

“lo ngapain, kak?”

“minta tolong temen gue, tunggu,”

beberapa menit kemudian datanglah makhluk kecil yang memiliki sayap berkilau terbang ke arahnya.

sam mendadak berubah menjadi serigala dan menggeram. peri kecil tersebut lantas terkejut, ia ingin menghindari sam, tapi malah menabrak pohon dan terjatuh.

“heh, lo ngapain berubah lagi?”

sam pun kembali ke wujud manusianya, “reflek, kak, gue kira apaan itu tadi..”

sam pun mendekat ke arah peri kecil yang ketakutan itu dan mengulurkan tangannya, “sorry sorry, sini bangun,”

“jangan takut, sky, dia temen gue, kok.” ucap chris.

sky pun menerima uluran tangan sam, dan membersihkan tubuhnya dari tanah. lalu tubuh sky membesar— yang lama kelamaan berwujud manusia seperti chris dan sam.

“kenapa manggil aku?” tanya sky ketus.

“tuh, temen gue, ketembak pemburu tadi. lo bisa bantu gue, kan?”

“bisa sih, tapi kamu tau lah ya—”

“iya, iya, gue pergi, bye.” chris berubah ke wujud serigalanya dan berlari cepat ke selatan.

“lohhh? kak lo mau kemana?” teriak sam.

“di aturan kalangan peri memang gitu. kalau ada peri yang dimintai tolong buat sesuatu— yang minta tolong itu harus menjauh, ngga boleh ada yang liat cara kerja peri buat sembuhin sesuatu atau ngelakuin suatu hal.”

”...tapi kan, gue nanti liat juga?”

“ntar ingatan kamu bakalan aku hapus,”

sam terbelalak kaget, “hah? ngga ngga gue gamu, mending gue ke rumah sakit.”

sky memutar bola matanya malas, seraya membalikkan tubuhnya— dan naik ke pohon, “sana, toh masih ada pemburu.”

sekarang dirinya kebingungan, harus apa, harus bagaimana, dan harus menuruti yang mana— kata hatinya kah? tapi jika ia ke rumah sakit, sama saja cari mati. karena, jika seorang werewolf terluka, tubunya menjadi sensitif dan bisa saja reflek menjadi serigala secara tiba-tiba— seperti yang barusan.

“aku ngga hapus semua ingatan kamu. cuma ketika aku obatin kamu aja. ngga usah panik gitu.” jelas sky.

“o.. ohh bilang dong, yaudah, dimana?”

“mmm.. kalau kamu masuk rumahku, pasti kebesaran. jadi, di dalam pohon aja, ya? sini ikutin aku.”

“p-pohon? ngga akan muat juga kali,”

yang ditanya hanya mengabaikan gerutuan sam— dan sampailah mereka di depan sebuah pohon raksasa.

“masih bilang ngga muat?”

“ya.. kan.. lo ga bilang pohonnya kaya gimana,”

“terserah deh, sini masuk, ngga ada siapa-siapa. tempat ini emang punya aku.”

“kok kaya rumah manusia? ...kalau ini tempat punya lo, kok gede banget?”

“karena aku juga manusia,”

“LO? LO MANUSIA JUGA? MAKSUDNYA SETENGAH PERI GITU? KOK BISA?” seru sam.

“ayah aku manusia, sedangkan ibu aku peri.”

“AW!— kok bisa sih? biasanya kan makhluk kaya kita tuh ngga boleh menikah sama manusia,”

“kalau ngga boleh, terus kenapa wujud kamu serigala tapi manusia juga?”

“y-ya.. karena ayah gue serigala, ibu gue manusia— eh? iya ya.. kok bisa?”

“ck, dasar, kelamaan tinggal di dunia manusia ya? makanya lupa aturan dunia sendiri.”

“emang kenapa sama peraturannya?”

“jadi, kalau manusia, sama makhluk magical forest itu nikah— nantinya keduanya harus sepakat, hanya tinggal di salah satu dunia aja sampai anaknya dewasa. nah, anaknya nanti bisa ke magical forest, dan anaknya bisa pilih sendiri mau tinggal dimana. tapi enggak dengan orang tuanya. orang tuanya ttp tinggal di dunia yang disepakatin aja. kalau kasus kamu itu udah ketauan banget kalau orang tua kamu sepakat buat besarin kamu di dunia manusia. kalau aku, di dunia kita ini— di magical forest.

“o...oh gitu, ya? kalau anak hasil campuran manusia sama makhluk magical forest sama sama menikah gimana?”

“misal kaya kamu sama aku, gitu?”

sam melotot kaget, “maksudnya itu perumpamaan aja! kamu jangan mikir aneh.” jelas sky.

“i-iya gitu deh,”

“bisa, kok. justru kalau mereka menikah, bisa tinggal di dunia keduanya. karena mereka kan ngga punya darah asli dari salah satu dunia tsb, dengan kata lain mereka darah campuran. jadi ngga punya keterikatan sama salah satu dunia aja.”

“ohhh gitu! gue paham gue paham. — tapi jujur, pas awal gue tau kalau gue bukan seutuhnya manusia, gue kaget banget. walaupun disisi lain merasa keren, sih. terus lama kelamaan gue ngerti alasannya, terus juga gue diajak ayah gue kesini. diajarin gimana caranya berburu, caranya ini itu. kalau lo gimana?”

“aku.. aku juga kaget, pasti. kalau aku lebih ke... mikir. kenapa aku ngga jadi peri seutuhnya, kenapa harus setengah manusia?”

“emang kenapa? lo ngga suka, ya?”

“bukan gitu, ribet aja, karena kan kaya yang tadi aku bilang. orang tua aku mutusin buat tinggal di magical forest , yang artinya harus ikut peraturan sini. dan makhluk campuran kaya aku tuh paling banyak disuruh belajar tentang ini itu, capek juga lama-lama. kalau kamu kan tinggal di dunia manusia, disana aturannya ngga kaya disini.”

“ohh gitu, ya? terus lo ada niatan mau pindah ke dunia manusia ngga, nanti?”

“entah, liat kedepannya aja— nah udah nih, udah selesai, coba kaki kamu digerakin, masih sakit ngga?”

“eh udah ngga! keren lo, sumpah, kok bisa sih..”

“bisa lah, ini butuh belajar selama 3 tahun, tau?”

“hahaha, makasih banyak, sky! — oh ya, nama gue sam hudson, lo siapa?”

“skylark,” jawabannya singkat.

by the way, ini katanya ingatan gue mau dihilangin?”

“ngga usah, toh kamu ngga liat juga tadi, kalau kamu liat.. coba tadi aku ngapain aja?”

sam terdiam dan menyadari, bahwa benar, dirinya tidak tau apa apa saja yang dilakukan sky tadi, karena sibuk bercerita satu sama lain.

“hehehe, ngga inget..”

“bagus deh. yaudah sana pulang, ditungguin chris, arah selatan di atas bukit.”

“oke deh! oh ya, sky, sekali lagi makasih, ya! dan... gue mau bilang kalau lo cantik banget, sayap lo cantik, wajah lo apalagi, hahahaha. kalau berubah pikiran dan mau tinggal di dunia manusia, sama gue aja! gue pinter jagain orang, kok. kalau mau nikah sama gue, gue juga ga nolak hahaha, byeee!” ucap sam, yang kemudian berubah ke wujud serigalanya.

sky tersenyum kecil, “hhhh, dasar sam, aneh.”


satu tahun sejak hari itu, keduanya tidak pernah bertemu lagi satu sama lain. entah apa alasannya.

tiba-tiba, sky memikirkan kata-kata sam sebelum dirinya pergi— sebelum sky benar-benar tidak melihatnya sejak hari itu.

secara mendadak, terlintas sesuatu di pikirannya, “kalau diinget, kayanya aku belum pernah ke dunia manusia, ya? — mau coba deh. bilang ke ibu dulu kali, ya? toh juga ada hak aku kan buat nentuin mau tinggal dimana.”

diluar dugaan, ternyata orang tuanya tidak keberatan, karena mereka menyadari bahwa itu termasuk hal yang harus dipertimbangkan oleh sky untuk kelanjutan hidupnya.

sky pun terbang melewati pedesaan kemudian terbang ke arah perkotaan.

sesampainya diperkotaan, sky agak terkejut, “wah, ternyata makhluk campuran ngga se-sedikit itu, ya?”

sesama makhluk campuran dapat melihat dan merasakan makhluk campuran lain. meskipun berbeda jenis, mereka tetap berasa dari satu tempat yang sama, yaitu magical forest.

“ngga terlalu buruk, tapi aku gatau harus ngapain disini, kalau langsung pulang lagi, pasti bakalan terlalu malam. sedangkan kalau peri itu rawan untuk keluar malam, apalagi di wilayah hutan.”

akhirnya, sky menyusuri perkotaan sembari melihat-lihat. ratusan pasang mata tak henti memandang ke arah sky— bagaimanapun juga, paras sky tidak dapat diragukan lagi— parasnya membuat semua orang mabuk, baik laki laki maupun perempuan.

di tengah perjalanannya, sky kelelahan. sky baru tersadar, bahwa dirinya akan berubah ke wujud peri jika kelelahan.

“ahh sial, kenapa harus sekarang? sekarang aku mau bermalam dimana, coba?”

ia masuk ke gang kecil pada detik-detik berubah ke wujud peri.

tak disangka ternyata sedari tadi ada mengikutinya, “peri cantik, sedang apa?” kata orang itu.

sky sama sekali tidak mengenalnya, dan mengapa orang itu tau bahwa dirinya adalah peri? apakah dirinya juga berasak dari magical forest? namun tidak mungkin, jika ia bagian dari dunia tsb, maka sky juga bisa melihatnya.

sky melihat orang itu membawa semacam jaring, “berarti orang itu udah ikutin aku daritadi dong?” batinnya.

sekarang ia ketakutan setengah mati, mau tetap di wujud manusia, tetapi tidak bisa. mau berubah wujud pun tidak menutup kemungkinan bahwa dirinya akan ditangkap.

“jangan mendekat!”

“kenapa? peri cantik takut, ya?”

orang itu semakin mendekat hingga sky sampai pada sudut gang. dirinya tidak bisa kabur kemana-mana. pasrah. ia berpikir mungkin ini takdirnya, mati seperti ini.

bughh!

suara pukulan terus bersahutan, sky tidak berani membuka matanya. kemudian ada tangan yang menyentuh pundaknya, “aaaaaa pergi!”

“s-sky.. ini gue sam, sam hudson.”

sky perlahan membuka matanya dan memeluk sam, “tenang, tenang, udah aman. ada gue kok.”

“aku takut banget, sam,”

“lo kesini sendiri?”

sky mengangguk, “i-iya, aku mau coba kesini sendiri, kali aja ketemu kamu...”

“astaga, maaf gue ngga tau, jadi gue ngga bisa nemenin lo.”

“ngga masalah, kamu juga ngga pernah keliatan selama setahun belakangan,” ucap sky dengan nada sarkas.

“kalo itu, maaf juga, gue ga sempet nyamperin lo ke sana. lo tau? gue harus ngurus kawanan di perbatasan. awalnya ayah gue bilang, kalau cuma 3 bulan, tapi ternyata ngga segampang itu urusannya. jadi, ya...”

“sam, kalau aku mau tinggal disini gimana?”

“kok.. tiba-tiba banget?”

“aku mauuu,”

“mau apa?”

“aku inget kata kamu terakhir kali, aku mau tinggal disini, sama kamu.”

“k-kalo gue sendiri ngga masalah, justru gue seneng, kok. tapi lo udah bilang ke orang tua lo?”

“belum, temenin, ya?”

“kamu takut tapi sok berani, dasar.. hahaha,”

“gapapa, kan ada kamu,”

pipi sam memerah, apakah artinya ia sudah dipercaya sky?

“nikah aja sama gue sekalian, sky, gue udah kerja kok.”

“heh, enteng banget ngomongnya!”

“gue serius. love at first sight.”

“kamu.. ke aku?”

“iya lah, ke siapa lagi?”

“kok bisa,”

“ngga tau, charm lo kuat kali hahaha”

“enak aja! padahal tinggal bilang kalo aku cantik!”

“yang itu juga bener, kok, cantik banget, gue sampe suka pas baru pertama kali liat.”

“gatau deh, gombal banget dasar.”

“oh iya sam, kok kamu tau aku disini?” lanjutnya.

“wanginya dari jauh udah kecium, sky,”

“gitu, ya? aku bingung tadi dia itu siapa, dia bukan dari magical forest juga

“ngga semua yang dari magical forest itu baik, sky. ada beberapa dari mereka yang justru kerjasama sama manusia buat nangkepin kita.”

“tapi kenapa?”

“simple, bisnis. manusia otak kotor.”

“serem, ya..”

“gitu deh, makanya hati-hati. oh ya, lo berubah aja, capek kan? duduk di pundak gue aja. ga bakal keliatan orang, kok.”

“gapapa?”

“gapapa, orang lo ngga berat hahaha”

“jangan ngeledek!”

“lucu, gemes,”

“diem sammmm.”

“hahahah, ke apart gue, ya? tidur disana dulu, besok baru gue temenin balik.”

“okay, lets go wolf sam!”

— fin.