— First time we met.

• heliotropism ; 1 • tags! : drunk, cigarettes, depression, suicidal desire (kalo ada yang kurang bilang ya, nanti aku add)


Sesuai rencana, Felix dan Jisung bergegas mencari dompet Felix yang entah terjatuh dimana.

“Lix!”

“Ji, astaga gue kaget.”

“Hehe, ayo cari cepetan, keburu diambil orang.”

“Iya, mencar aja, gimana? lo ke kanan gue ke kiri.”

“Yaudah, gue duluan. Hati-hati lix.”

Siang tadi, Felix terlalu asik berputar putar diantara rak supermarket sampai ia lupa bahwa hari mulai sore. Felix yang saat itu memilih berjalan kaki dikarenakan rumahnya yang tidak terlalu jauh pun akhirnya pulang membawa barang belanjaan yang ia beli dengan susah payah.

Felix menyusuri rute yang ia lewati tadi sore— seingatnya, ia melewati jembatan sungai han, dan.. “Oh iya! gue belum cari di sekitar jembatan.”

Sesampainya Felix disana, ia terheran-heran karena seorang laki-laki yang dilihatnya sedang dalam keadaan mabuk sambil merokok tadi sore masih setia duduk disana.

(anw ini latar nya sore menjelang malam, aka magrib gitu ya. soalnya felix belanja dari siang sampai sore trs dia baru sadar kehilangan dompet pas mau magrib.)

Penampilan nya tidak begitu buruk, hanya sedikit berantakan. Mungkin karena efek mabuk, pikir Felix.

Felix melanjutkan pencariannya dan melewati laki-laki tadi begitu saja.

“Hey.. itu yang lagi jalan coba berhenti dulu..”

Merasa terpanggil, Felix pun menoleh kearah suara tersebut dan menunjuk kearah dirinya untuk memastikan. Ternyata suara itu berasal dari laki-laki tadi.

“Kemari..”

“Iya? ada apa?” tanya Felix sopan

Sambil menunjukkan sebuah dompet kulit berwarna hitam, laki-laki itu berkata, “Lo nyari ini?”

“Woahhh bener, itu punya gue, kayanya tadi jatuh.”

“Memang.”

“Lo liat? kenapa ngga manggil gue?”

“Males, ntar juga lo balik lagi buat nyari ini. Oh ya, nih.” Laki-laki tsb menyerahkan dompet itu pada Felix

“Hmm, makasih banyak ya..”

Laki-laki itu hanya mengangguk.

Merasa tidak enak jika ia langsung pamit pergi, maka Felix memilih untuk berbasa basi sejenak.

“Lo mau apa? gue jajanin yuk, itung-itung makasih karena udah mau simpen dompet gue..”

“Ngga usah, gue ga pengen apa-apa.” Jawab laki-laki itu dengan datar.

“Umm okay.. btw kenapa lo daritadi belum pulang? dan sorry lo bau alkohol banget, u okay?”

“Ohh ternyata lo notice kalo gue daritadi disini ya?”

“Ya gitu deh...”

“Iya, gue emang sering kesini, and actually im not..

“Hey kenapa? ada sesuatu?”

“Entah. Gue kesini hampir setiap hari dalam keadaan mabuk, dan gue nimbang nimbang— gue harus lompat atau ngga? hahaha, kata lo gimana?”

“Tentunya gue bakalan bilang big no!

“Kenapa? gue kaya udah ngga ada tujuan dan ngga ada alasan buat hidup. jadi mending gue udahin aja kan?”

“Ngga ngga, gue yakin lo punya tujuan, cuma lo belum kepikiran aja. Dan lo harus tau, alasan untuk terus berjuang dan bertahan hidup itu ngga harus dimulai dengan hal besar, kok. Lo bisa mulai itu dengan hal terkecil sekalipun.”

“Apa misalnya? hahaha ngga ada. Gue bahkan ga punya alasan terkecil satupun.”

“Mau buat alasan sama-sama?” kata Felix

“Asal ngga aneh aneh aja..”

“Okay, ayo bertahan sampai kita ketemu lagi satu sama lain.”

Belum sempat laki-laki itu bertanya maksud dari perkataan Felix— tiba-tiba terdengar seseorang dari kejauhan meneriaki nama orang di depannya.

“Woy lix!” teriak Jisung.

“Yahh kayanya jisung mau ngamuk.” keluh Felix.

“Gue mohon lo harus ttp bertahan, ya? kita kan udah bikin alasan tadi, jadi ayo kita wujudin alasan itu. Dan kalo kita ketemu lagi, kita buat alasan baru lagi yang sedikit lebih besar dari ini.” Jelas Felix.

“Tunggu.. nama lo.. siapa?”

“Hehehe, bakalan gue kasih tau kalau kita ketemu lagi, jadi.. see you! jaga diri baik-baik ya?” Ucap Felix sambil tersenyum kemudian berlari menghampiri Jisung diujung sana.

^^

'you're like sunshine, feel warm..'

'what's ur name?'

'see you..'