a good-bad boy
tags: blowjob, handjob, deep throat, praising, praise kink, begging, teasing, finger-sucking, cum on face, kissing, cuddle, pecks, mention of naked
sekarang waktu menunjukkan pukul delapan malam—pagi masih terlalu lama untuk dinantikan kedatangannya. dua insan berselimut nafsu ini tanpa ragu menyalurkan hasrat bercinta dalam satu atap yang sama.
lenguhan bersahut-sahutan, melayang-layang memenuhi atmosfer ruangan—yang seharusnya diiringi dengan suara ketukan papan tik.
sirna sudah tujuan awal mereka bertemu.
menguap sudah kewarasan keduanya.
jemari seungmin kini sibuk menari-nari di atas kejantanan kekasihnya, mulutnya pun ia buat tak kalah giat. genggaman tangan yang hinggap—naik turun—pada kejantanan jisung silih berganti dengan kuluman bertempo sedang yang seungmin ciptakan.
dari atas sana jisung tatap lamat-lamat wajah kekasihnya. sudut bibirnya mengalir saliva yang bercampur dengan pre-cum miliknya. matanya sayu, namun tetap elok untuk dipandang. pipinya menggembung lucu, buat jisung tak kuasa untuk menyelipkan beberapa belaian di sana.
sedang di bawah sana, seungmin menikmatinya. ia menyukai sensasi kala perasaan senangnya membuncah akibat pujian pujian yang keluar dari mulut kekasihnya. seiring pujian itu dilantunkan, semakin keras pula miliknya di bawah sana.
“shh... sayang—deeper, please?“
dengan senang hati seungmin lesakkan penis kekasihnya itu kian dalam. rongga mulut hingga tenggorokannya penuh. walaupun sebetulnya, milik jisung itu belum sepenuhnya masuk. namun apa daya, dirinya sudah dibuat gelagapan akan ukuran yang tak wajar itu.
“pinter... ahh.. sayangku pinter, anak baik,” tutur jisung sembari mengusap surai legam kekasihnya. seungmin yang pada dasarnya memang penurut pun langsung mengulangi pola permainannya. seungmin hisap penis itu sebelum ia mendorongnya kembali hingga ke pangkal tenggorokannya.
“ahh!” jisung tersentak kala penisnya itu dengan sempurna menabrak tenggorokan kekasihnya. ia rasakan sedikit getaran akibat seungmin yang—dengan sengaja—mencoba untuk berbicara.
seungmin lirikkan matanya ke atas guna menggoda jisung yang tengah bertempur dengan hawa nafsunya. kemudian ia tarik penisnya keluar, menyebabkan raut seungmin menunjukkan kekecewaan. jemari panjang miliknya digunakan untuk menyugar rambut seungmin yang di ujungnya basah akan keringat akibat permainan panas yang mereka lakukan.
“mau lagi...” rengek seungmin dengan mata yang membentuk artian penuh harap. meskipun senang, jisung merupakan tipe yang senang bermain-main.
ibu jarinya ia usapkan pada bibir bawah kekasihnya—buat si empunya dengan sengaja menjulurkan lidah. seungmin menggenggam jemari itu dan melumatnya bak eskrim.
“can i get it now?”
“beg.”
“please.. please.. pretty please. i want it so bad, please lemme— dengan tiba-tiba jisung lesakkan kembali kejantanannya ke dalam mulut seungmin. meskipun terkejut, seungmin dengan senang hati menerimanya.
“diajarin siapa, sayang? enak banget— sshh... pinter, sayangku pinter,” desis jisung sembari melontarkan kalimat pujian. karena ia tau, seungmin teramat menyukai hal itu. sedang seungmin tidak menjawab, ia hanya menyeringai senang—bangga akan hasil kerjanya.
makin lama tempo yang seungmin ciptakan semakin cepat, kocokan dan lumatan itu berganti-gantian hanya dalam beberapa detik. buat jisung makin mendesah tak karuan.
precum miliknya kembali mengalir, kejantanannya kian menegang. seungmin yang tau bahwa kekasihnya akan segera mencapai putihnya pun makin bermain dengan intens di bawah sana. namun di sela-selanya tiba-tiba seungmin tersedak akibat ulahnya sendiri.
“ahh... pelan sayang, pelan..” ucap jisung. seungmin hanya menatap mata jisung sekilas dan kembali melanjutkan permainannya.
“babe.. i'm close—sshh.. w-wait,”
seungmin justru makin mempercepat lumatannya pada penis jisung. hingga akhirnya sesaat sebelum ketika putih itu tiba, seungmin buru-buru mengeluarkan penis itu sambil mengocoknya kuat.
“seungmin.. ahh.. aku mau keluar,”
jisung mengeluarkan putihnya di atas wajah seungmin—yang tentunya itu kehendak kekasihnya sendiri.
“cantik, sayangku cantik. anak pinter.” finalnya sembari mengusap pipi seungmin, yang kemudian disusul dengan ciuman.
“capek, ya?” tanya jisung sembari mengusap punggung seungmin.
seungmin yang kini duduk di atas pangkuan jisung—sembari menyadarkan kepalanya pada pundak telanjang kekasihnya—pun hanya mengangguk pelan sambil menetralkan nafasnya. “udah lama ngga main lama. soalnya dari kemarin ada aja yang rese, hahahaha...” balas seungmin.
“bener! by the way, makasih banyak ya, cantik. you are amazing, tonight.“ tutur jisung sambil mengecupi leher hingga pundak seungmin yang sama telanjangnya.