14 February.

// kissing


Hari ini tanggal 14 Februari—hari yang identik dengan bentuk hati dan coklat di dalamnya. Hari di mana orang-orang melakukan berbagai macam hal untuk menunjukkan rasa kasih sayang mereka kepada pasangan masing-masing.

Kali ini Hyunjin juga ambil bagian dalam merayakannya bersama sang pemilik hati. Walaupun tak harus menunggu hari ini untuk memperlakukan Seungmin dengan spesial, namun jika dilakukan pada hari ini pasti rasanya akan berbeda, pikirnya.

Maka dari itu, sejak jauh-jauh hari Hyunjin sudah memikirkan bagaimana caranya supaya rencananya berjalan dengan mulus. Mengingat sang kekasih sangat hafal apapun gerak gerik Hyunjin.


Kini waktunya ia menjalankan rencana tersebut.

Setelah saling berkirim pesan, Hyunjin menunggu Seungmin di luar mobilnya. Senyum manis itu masih belum hilang dari parasnya sejak ia membaca respon yang diberikan kekasihnya beberapa menit lalu.

Dalam benaknya juga terbesit rasa puas karena telah berhasil mengerjai Seungmin. Otaknya ikut membayangkan bagaimana lucunya Seungmin ketika terburu-buru, pasti mulutnya tak berhenti bersumpah serapah.

Sepersekian menit kemudian, Seungmin pun keluar dari kediamannya. Dan benar saja, dari kejauhan Seungmin sudah mengeluhkan tingkah Hyunjin yang menjengkelkan. Walaupun dalam hatinya tak dapat dipungkiri bahwa ia senang bukan kepalang.

“Sumpah ya, Hyunjin! Surprise sih surprise, tapi kan akunya jadi buru-buru gini,”

“eh, tuh! terus kamu juga pake baju rapih, kalau tau gitu kita dresscode-an ajahaaahh yaudah deh, udah terlanjur. Ayo jalan, keburu telat.”

Hyunjin hanya cekikikan mendengar protes dari Seungmin. Bagaimana bisa orang yang sedang kesal itu terlihat begitu gemas, alih-alih terlihat seram?

Yang lebih tua pun membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Seungmin untuk masuk.

Babe, aku bercanda... Reservasinya masih jam 20.45 hehe...” Ucap Hyunjin dengan wajahnya yang tak merasa bersalah sedikitpun. Netranya masih konsisten menatap Seungmin yang masih terus mengeluh, lama kelamaan bibir Hyunjin pun membentuk lekuk sabit akibat tingkah gemas kekasihnya itu.

For real?! Ih sumpah rese banget, aku belum pake liptint sama parfume, loh! Kalo gitu aku masuk bentar ya, bentaran aja, cuma 5 men—”

Mendengarnya, Hyunjin tertawa sekilas. Ia perlahan mendekat dan mulai memcumbu bilah favorit di depannya itu. Hyunjin menyesap lembut bibir Seungmin—sangat lembut, hingga yang dapat Seungmin rasakan hanyalah kasih sayang yang berusaha Hyunjin salurkan.

Tangan Hyunjin menahan tengkuk Seungmin. Jempolnya ia gunakan untuk mengusap pipi yang kian menghangat itu.

“Cantik. Bibirnya udah merah.” Ledek Hyunjin sambil tersenyum jahil begitu ciuman mereka terlepas.

“Nyebelin. Merah si merah, tapi bengkak dikit.”

“Masih cantik, kok. Tapi kalau ttp mau pake, itu ada liptint kamu yang ketinggalan di tas belakang, coba liat aja.”

Seungmin pun meraih tas yang ada di bangku belakang. Benar saja, ada beberapa barang Seungmin yang ternyata tertinggal di mobil Hyunjin.

Begitu menemukan yang dicari, Seungmin pun mengoleskan pewarna bibir itu secukupnya. Dirasa cukup, Seungmin pun mengembalikannya ke dalam tas.

How?

“Tambah cantik.” Sekali lagi Hyunjin mengecup bibir Seungmin yang pada akhirnya kembali mengundang protes dari mulut yang lebih muda.